Sabtu, 03 Agustus 2013

NASIONALISME YANG TERGADAI OLEH PROPAGANDA.

NASIONALISME YANG TERGADAI OLEH PROPAGANDA.


Dengan Menyebut nama Mu Tuhan Semesta alam.

sungguh ilmu sihir mereka semakin tampak di muka orang-orang ber-iman.


Apakah mereka tidak takut dengan Azab yang selalu kau ceritakan.

Rasa-rasa nya, para kaum munafik dari bani Muhammad dan Bani Ibrahim yang menghianati Ajaran-Ajaran akan suci untuk selalu menjaga dalam kebaikan dan kasih sayang tidak tampak lagi di Nusantara ini. Se-onggok tulang yang memadati otot-otot ini masih berfikir dengan payah akan nikmat yang engkau berikan kepada Keluarga (baca: bani) Muhammad dengan keluarga Isa dengan Keluarga Musa dengan Keluarga Harun dengan Keluarga Ibrahim (baca : bapak segala bani).

Kesengsaraan selalu melanda bagi orang-orang yang mencurigai dan curiga sesama makhluk yang engkau sebut dia Manusia (baca: yang selalu menumpahkan darah), untuk memperebutkan namanya kemenangan semu di dunia. Jangan marah terlebih dahulu wahai pembaca budiman. Ini hanyalah Konteks yang engkau harus maknai bait demi bait (baca: bagian yang sama (panjang iramanya) yang disitir oleh makhluk yang selalu curiga dengan keburukan, karena keburukan selalu menghadap kepada neraka mu. Baik neraka di dunia fana ini, dan Neraka yang tanpa muslihat di hari penghisapan.

Negara.


bagaikan siang dan malam, seluruh Alam selalu saja menyebut Nama mu, walaupun banyak yang hati-nya sedih melihat kemunkaran dan kemunafikan menjadi satu di alam rahwana yang bernama dunia air mata. Kekuatan dan Azab mu begitu nyata di relung hati para penghembus propaganda media bar-bar untuk selalu mengikuti langkah Iblis. Langkah yang menggoda untuk meneriakkan KEBAIKAN !!!!.

Mereka benar-benar tuli, benar-benar di tutup mata hati bahkan mata kaki mereka. Mereka selalu saja mengajarkan pada kenistaan agama suci yang engkau turunkan. propaganda negatif tentang bapakisme : (baca : praktik hubungan pemimpin dan bawahan yang baik budi nya)
membuat dan menyadarkan hati pemimpin negeri ini. Semoga mereka tidak di Azab di hari penghisaban di saat mereka tertutup oleh kain putih tak selembut sutera, jas dan dasi beserta topi dan sepatu phantopel nya. Masih banyak yang kulihat yang memperebutkan Harta dan singgasana di dunia fana, bagaikan qisos (baca: hukuman) untuk kaum-kaum yang di hatinya ada dilanda gunda gulana.

moncong-moncong propaganda yang selalu mengeluarkan bahasa carut marut untuk membunuh karena kepentingan kaum-kaum kapitalis nan liberalis yang selalu saja mempermalukan hati-hati (baca: Qolbun) orang-orang yang beriman. Masih berseliwearan untuk menjauhkan mereka dari pendengar propaganda.

Mereka ingin mengangkat isu kerusuhan dengan mengatasnamakan Agama mu, mereka ingin mengangkat isu tentang kepentingan para penjahat yang di suapi oleh kelas-kelas proletariat berbagai nikmat setan dan iblis yang keluar dari pantat bumi Nusantara. Yaitu mereka yang berhati busuk dan kesal terhadap tulisan dari tembok ratapan. apakah mereka sadar atau tidak tentunya hanya engkau llah yang mempunyai kehendak dan kekuasaan untuk selalu tidak meng-Azab mereka dengan burung-burung yang engkau kirim dari kerajaan Neraka yang di kaki-kaki burung Nazareth terdapat kerikil-kerikil panas untuk membakar segala seragam penghinatan, kecanggungan, adu-domba imperialis dalam mengelola tata laksa negara Nusantara ini.

Negara kami adalah negara yang sangat pahit untuk engkau keluarkan kenikmatan yang mematikan. Pancasila masih menjadi Lambang dan perisai dari terpaan kepentingan Global. Jangan kau otak-atik simbol negara itu. Namun jika kau masih serius untuk melaksanakan propaganda Global di pasir-pasir Nusantara ku, akan kupatahkan sayap-sayap malaikat yang menjelma menjadi setan di alam pikiran mu. Tak tergantikan.. dan tak terbalas untuk Agama orang-orang suci (baca: Agama Islam) untuk takut dan berlutut di kacamata layar tv sebesar binatang buas nan berbisa.

Wahai Tentara ku yang ada di langit dan di bumi, jangan takut akan kematian yang selalu saja menghinggap dan menerpa di hatimu. walaupun engkau berada di hutan dan teritorial negara ku, aku akan mencium tangan jendral Sudirman. Karena kau yang selalu menjaga teritorial ku di saat semua Ummat manusia yang di namakan Indonesia ini tertidur dan terlelap dengan mimpi-mimpi Indah untuk melihat begitu ber-demokrasi nya Nusa-Ina yang diperjelas menjadi Nusantara.

Walaupun Banyak partai oposisi sampai oplosan bahkan yang mengatasnamakan Katabelece dan kartu nama Keluarga besar mu. Karena aku tau kau tidak mungkin menyalahi aturan untuk selalu tunduk dan patuh kepada jenderal-jenderal yang beriman nan setia jiwa dan raga untuk selalu mempertahankan ke-utuhan NKRI.

Penutup.


Selalu ku bungkukkan Kepala ku kepada Negarawan, Cendikiawan, Pahlawan-pahlawan ku, Mahasiswa, kepada seluruh ibu di dunia ini untuk tetap menghormati dan menjaga keutuhan bangsa.

namun jika ada yang berani plintat-plintut dalam memainkan irama penyerangan dan pertahanan tidak sudi ku banggakan engkau wahai Laki-laki yang di turunkan derajat nya di khalayak umum.

karena...

kamu kepo. dan selalu mengawasi ku bak satelit yang akan ku tembakkan kepadamu parang; golok; badik; untuk menumpahkan isi otak mu yang selalu bermain di alam filsafat yang merusakkan Moral BANGSA KU.


Wahai.. TENTARA NEGARA INDONESIA.

Maafkan daku jika aku tidak akan bertekuk lutut kepada Yahudi, kepada bangsa Bar-bar, kepada kaum -- kelompok -- organisasi -- partai yang selalu saja memenjara sunyi Idealisme (baca: keimanan dan ketaqwaan) ku.


Teruntuk padi yang akan di cabut dari tanah pertiwi..
sudah siap kah kau ..
karena Azab Tuhan orang-orang beriman untuk mu pasti akan datang.
walau engkau belum mati,
mati mata hatimu.
mati mata kakimu.


Teruntuk Daun yang menghijau.
terus llah menyuarakan INDONESIA AKAN BANGKIT DARI KETERPURUKANNYA.

TERUNTUK BENIH YANG AKAN DI TANAM DI LADANG SURGA...
TETAP KAN LLAH HATI MU UNTUK BERBICARA LANTANG ..
apa itu Syariah..
apa itu Demokrasi..
apa itu Sejarah.
dan Jagalah barisan Sholat mu.


Wasalam.

jakarta. Salemba Raya
Penjara Bau Tanah.


Agung Tuanany

Tidak ada komentar:

Posting Komentar





Agung Tuanany

Salemba Raya
Penajra Bau-Tanah