Sistem Moral Penipu.
Demi waktu yang engkau berikan, bukanlah menjadi mainan yang bisa dimain-mainkan oleh pembawa amanah yang kerdil nan kecil ini.
Rasa Moral adalah pembawaan sewaktu lahir dari manusia dan selama berabad-abad ia telah menjadi ukuran tingkah laku moral dari manusia biasa, yang membenarkan sifat-sifat tertentu dan mencela sifat-sifat lainnya. sementara,
Instingtif (baca: dengan atau menurut insting; Insting: pola-pola tingkah laku yang bersifat turun temurun yang dibawa sejak lahir; naluri; garizah; kecenderungan kepada tingkah laku yang diwarisi dari nenek moyangnya kebiasaan-kebiasaan pada binatang jenis tertentu tanpa pengalaman sebelumnya atau tanpa tujuan yang mendasar) dapat berbeda-beda dari manusia ke manusia, kesadaran batin manusia telah memberikan suatu putusan yang lebih-kurang uniform (Baca: seragam) sifatnya dalam membenarakan tingkah laku tertentu lainnya sebagai sifat buruk (baca: jahat).
Dari Segi Moral yang baik, maka keadilan, keberanian, kejujuran dan ketaatan, misalnya telah sepanjang masa memperoleh puji-pujian dan sejarah tidak pernah mencatat zaman apapun yang berhak dinamakan zaman dimana kepalsuan, ketidak adilan, kezaliman dan pemungkiran janji boleh ditegakkan. persaudaraan, kasih-sayang, ketaatan dan kemurahan hati telah sepanjang masa dinilai tinggi, sedang ke-akuan, kebengisan, keikiran, dan kecongkakan seorang yang di anggap sebagai penguasa bengis yang telah membredel keadilan dan menaruhnya di sudut pojok kamar-kamar ilusional nan abstrak. Telah tidak dibenarkan oleh masyarakat yang mengagungkan kesucian dari jalan Tuhan yang selalu menemani Manusia yang berwujud kapitalis, liberalis, fasis, nan sekular.
Manusia sepanjang masa menghargai kesabaran, ketegasan dan kepahlawanan dan tiada pernah membenarkan sifat-sifat tak sabar, angkuh pengecut, pendusata, penghianat, penipu yang lebih bejat dari hewan-hewan buas yang berakal namun tidak mempunyai ke-iman-an yang menolong sesama orang-orang susah hatinya.
Kejantanan, ramah tamah, sikap hormat, pemberani dan murah hati sepanjang masa telah digolongkan orang kedalam sifat-sifat baik, sedang kekasaran, pendendam, pendengki dan pengicuh (baca: tidak peduli; tidak mengindahkan; tidak perduli) yang menimbulkan kembali kegoncangan sosial yang maha dahsyat untuk pelakon-pelakon aksara buta yang mempengaruhi tender-tender besar untuk menyemir pantat-pantat penguasa, yang hanya untuk mejalankan proyek-proyek fikti, di ibaratkan mata rantai bajingan.
kekacuan ekonomi llah menyebabkan Nusantara tidak mempunyai arah pembangunan yang jelas, karena para tekhnokrat-tekhnokrat muda telah masuk di alam pemilkirannya, pemikiran untuk memperkaya dompet Tuan-tuan pembaca yang meringis kegirangan melihat tulisan ini.
penulis tidak perlu memperjelaskan kenapa daya mabok marxis begitu membuai dan membutakan para pengemis jalanan yang selalu saja hidup di antara kita. dan itu adalah hasil dari dalil-dalil Qot"i (baca: Hukum Tetap). Di ibaratkan suntikan-suntikan pendulum yang memekakkan telinga, mereka begitu resah, dan seperti kecolongan langkah-langkah strategis apa yang di mau untuk menjalankan modal-modal sumber daya di pantat bumi Nusantara.
Penjilat adalah umpan yang baik bagi pemberani untuk menetapkan langkah dan alur kepemimpinan dalam menentukan bahkan lebih mendekatkan pemimpin dalam kewaspadaan level tertinggi. bagaikan meminum asi di campur bisa Khamer. begitulah kepemimpinan di era rezim yang selalu saja memabukkan ummat (baca: pengikut jalannya) kejalan Neraka dunia ,yang seperti ransum (baca: makanan untuk binatang melata yaitu babi-babi gemuk berdasi).
Ini bukanlah fitnah yang membunuh orang secara drastis, bukanlah meng-ada-ada. Ini bukanlah berita bagi penguasa yang keras dalam menumpulkan gerakan masa yang akan segera berkumpul bak burung-burung hantu yang di temani malaikat tak bersayap.
Terfitnah nya diri.
Secara pelan-pelan, kecil dan besar nya bentuk tulisan penulis, memang sudah di tandai untuk merubah dunia ilusional yaitu, dunia yang sejahtera, tanpa tukang-tukang fitnah yang selalu membuka mulutnya. Namun hanya orang-orang Ikhlas lah yang benar-benar bisa menerima fitnahan dari 8 penjuru mata angin.
Demikian juga keadaan dalam ukuran baik dan buruknya Moral Bangsa proletariat yang tidak pernah memakan harta-harta anak-anak yatim. Tetapi persepsian itu tidak lah dibenarkan untuk membenarkan memakan-makanan yang sudah diketahui ke-halal-an nya. bagi tingkah laku kolektif dari suatu masyarakat dalam keseluruhannya. Penilaiannya sama sekali tidak berbeda dalam hal perorangan manusia. Hanya masyarakat yang memiliki kebajikan-kebajikan, disiplin, saling cinta-mencintai, penuh rasa persaudaraan walaupun beda Ras, Suku, Agama. Karena kedepannya tetaplah iblis-iblis durja selalu memakai terompet sangkakala untuk mengipas-ngipas para penganut jalan orang-orang suci yang terlahir dari olah fikir akal dan hati yang se-iya dan sekata dalam perbuatannya. Walaupun para pengikut itu tidak llah mempercayai kitab-kitab suci samawi sekalipun.
Jika bertentangan dengan ini, seperti tiada ber-organisasi, berhimpun, untuk menyelamatkan juataan manusia berakal sehat dari terjangan propanganda yang selalu saja meneriaki telinga para penghitung bintang-bintang dilangit, ahli-ahli bar-bar. Maka siapkanlah ke-kacau balauan (baca : anarki), tanpa kesimbangan moral sosial sebagia manifestasi kebobrokan tinjauan-tinjaun ilmiah para filsafat yang meliberalkan dan mengosongkan tempat-tempat ibadah yang di buka untuk memberitakan kebenaran Tuhan, dan menjadikan para penghianat menjadi gila karena tidak pernah mereka membayangkan terbantahnya ajaran-ajaran dari kelas-kelas yang di alasi oleh kepentingan.
maka, makin banyak pengikut gerakan masa, yaitu dengan selalu mengingatkan,selalu dan selalu untuk mengingat pesan-pesan para pemimpin-pemimpin di jalan tuhan, yaitu berdzikir (baca: mengingat Tujuan suci), sebab para kaum-kaum kapiltais tidak akan pernah bisa untuk merobek dan merangsek masuk kedalam pembuluh-pembuluh darah rahwana, dan arjuna-arjuna Nusantara, masuk kedalam buah maja.
Manifestasi ketimpangan.
Para penipu memang lah handal untuk menipu jiwa-jiwa yang menginginkan perubahan secara kontrovesil. namun jalan kontra (baca: berbalik; keadaan tidak setuju; keadaan menentang) bukanlah jalan yang sah.
karna setiap jalan suci tidak pernah, dan tidak boleh merusak sendi-sendi perjuangan untuk memerdekakan bangsa dan bernegara. Karena ini adalah bukan penjara-penjara yang memberontak akibat keras dan ironis.
Pemuda yang selalu dididik Keras, Ingat !! bukan kasar dan tidak berlebihan. yaitu perawatan dari orang-orang tua, yang selalu saja mengingatkan, dan menanamkan Iman yang sangat llah berharga nilainya dari seluruh material-material yang ada. Akan menjadikan pemuda tidak mengikuti pengaruh-pengaruh Narkotika, Ganja, Shabu, Free Sex, Free Alkohol. Karena 14 abad yang lalu lebih kejam dari zaman ini.
Dimana Orang-orang yang penuh untuk dihormati tidak dapat lagi di temukan di era dan orde-orde kedepan. Karena ukuran untuk di hormati dari sopan-santun dan budaya timur yang mengedapankan Estetika kehidupan. Tidak ditemukan di Orde Reformasi yang selalu saja ber-onani untuk menjalankan Sekulerisme. Maka Zinah adalah hal yang lumrah. Zinah dengan perselingkuhan kekuasan, perselingkuhan Undang-Undang, Perselingkuhan Norma dan tata-cara beradap dalam menghormati sesama.
Penutup.
kecengengan generasi muda hari ini, adalah bentuk ketidak-berdayaan untuk menyambut masa depan, dari terjangan media yang menjadi corong-corong para pemilik saham beserta modal kapitalis.
Pemuda sudah tidak menghargai apa itu namanya Senjata Senapan Serbu.
Pemuda sudah tidak menghargai apa itu namanya Senjata Kimia.
Pemuda sudah tidak menghargai persekutuan dalam kejahatan yang memelaratkan dan menistakan ajaran-ajaran Agama yang Agung sekalipun.
Karena anjing tidak pernah akan tumbuh secara normal, untuk menegakkan muka,
karena selalu saja ada Serigala merong-rong balik para kompeni-kompeni dan meng-gigit balik rantai-rantai balpirik.
karena semua masuk dari mulut-mulut durja yang berbau minuman keras, begitu membahayakan anjing-anjing tua yang hidungnya tidak bisa bernafas lagi.
Teruntuk Padi yang menguning. Sungguh kening mu begitu bersahaja.
Teruntuk Daun yang menjadi biang kerok. jangan mematahkan daun jendela.
nanti kupatahkan daun telinga mu.
Teruntuk Benih dan tunas Bangsa, Pertahankan kehormatan Bangsa yang bermental Santun.
Wasalam.
Agung Tuanany.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Agung Tuanany
Salemba Raya
Penajra Bau-Tanah